MAKALAH
METODE PENGEMBANGAN
MORAL.AGAMA,AFEKTIF ANAK USIA DINI

DI SUSUN OLEH:
KELOMPOK II
MEGI
DESFITA (1200801)
LIDYA
VINTA PUTRI (1200779)
RIDHA
FADILA PUTRI (1200830)
TRIA
MARINI
(1200828)
YANA
NOVITA (1200799)
DITHA
FRADINA (1200791)
HANY
RESKA PUTRI (1200812)
PENDIDIKAN
GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
FAKULTAS
ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
NEGERI PADANG
2014
KATA
PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat
ALLAH SWT yang telah memberi rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini dengan mata kuliah Metode Pengembangan Moral, Agama,
Afektif anak usia dini dengan judul “ pendekatan inovatif untuk pengembangan
nilai – nilai moral dan agama bagi anak TK” Pada kesempatan ini penulis
juga mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan yang telah membantu dalam
menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari tingkat kesempurnaan. Baik dari segi penulisan, struktur atau hal-hal lain, karenanya kritik dan saran
yang membangun untuk kesempurnaannya makalah ini sangat penulis harapkan atas
segala kekurangan penulis mohon di maafkan.
Semoga makalah singkat ini bermanfaat
bagi kita semua khususnya dan dapat menambah pengetahuan bagi penulis itu
sendiri.
Padang,3November 2014
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Program pengembangan nilai-nilai agama berbeda dengan pelaksanaan program
pembelajaran kemampuan dasar lainnya. Pengembangan nilai-nilai agama berkaitan
erat dengan pembentukan perilaku manusia, sikap, dan keyakinannya. Karena itu,
diperlukan inovasi pengembangan yang komprehensif sesuai dengan perkembangan
dan kemampuan anak didik.
Program
kegiatan pembelajaran nilai-nilai agama yang paling tepat adalah :
- Program pembelajaran nilai-nilai agam,a melalui Kegiatan Rutin
- Program pembelajaran nilai-nilai agam,a melalui Kegiatan Terintegrasi
- Program pembelajaran nilai-nilai agam,a melalui Kegiatan Khusus
M. Ansyar et. Al. (1993), inovasi adalah gagasan, perbuatan atau sesuatu
yang baru dalam konteks social tertentu dan pada suatu jangka waktu tertentu,
untuk menjawab masalah yang dihadapi.
Conny R. Semiawan (1995), memberi alternative inovasi dalam rangka
meningkatkan efektivitas kegiatan belajar mengajar bagi peserta didik, antara
lain :
- perlu adanya kurikulum terpadu (integrated curriculum)
- perlu adanya pendekatan pembelajaran terpadu (integrated learnig)
- perlu adanya hari terpadu (integrated day)
Tujuan dari penyusunan perencanaan pengembangan pembelajaran meliputi :
Guru dapat melakukan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan
system.
B. rumusan
masalah
1.
apakah
kajian empirik tentang
pengembangan nilai-nilai moral dan agama di tk ?
2.
apakah penting kebutuhan pelaksanaan
inovasi untuk pengembangan nilai-nilai agama di tk?
3.
apa hakikat
inovasi yang harus dilakukan untuk pengembangan nilai-nilai moral dan agama
pada anak tk?
4.
bagaimana
rencana
pembelajaran yang mencerminkan inovasi dalam pengembangan nilai moral dan agama?
C.
Tujuan
1.
mengetahui
kajian empirik tentang pengembangan nilai-nilai moral dan
agama di tk ?
2. mengetahui pentingnya
kebutuhan pelaksanaan inovasi untuk pengembangan nilai-nilai agama di tk?
3. memaha,mi hakikat inovasi yang harus dilakukan untuk
pengembangan nilai-nilai moral dan agama pada anak tk?
4. mengetahui rencana pembelajaran
yang mencerminkan inovasi dalam pengembangan nilai moral dan agama?
BAB II
PEMBAHASAN
Program pengembangan nilai-nilai agama berbeda dengan pelaksanaan program
pembelajaran kemampuan dasar lainnya. Pengembangan nilai-nilai agama berkaitan
erat dengan pembentukan perilaku manusia, sikap, dan keyakinannya. Karena itu,
diperlukan inovasi pengembangan yang komprehensif sesuai dengan perkembangan
dan kemampuan anak didik.
Program
kegiatan pembelajaran nilai-nilai agama yang paling tepat adalah :
- Program pembelajaran nilai-nilai agam,a melalui Kegiatan Rutin
- Program pembelajaran nilai-nilai agam,a melalui Kegiatan Terintegrasi
- Program pembelajaran nilai-nilai agam,a melalui Kegiatan Khusus
A. Kajian empirik tentang pengembangan nilai-nilai
moral dan agama di TK
Untuk melaksanakan ketiga program tersebut ada beberapa persyaratan yang
perlu dimiliki guru : mempelajari berbagai pendekatan yang sesuai dengan
tingkat perkembangan dan kebutuhan anak didik, menyiapkan kurikulum yang
komprehensif, dan adanya kesinambungan antara satu program pengembangan dengan
program lainnya.
Wujud dari penerapan ketiga pertimbangan itu adalah guru dapat menerapkan
pendekatan pembelajaran nilai-nilai agama secara terpadu dalam penyampaian
materi bidang kemampuan dasar umum (bahasa, daya piker, keterampilan, dan
jasmani). Namun sangat disayangkan hingga saat ini kurikulum yang dijadikan
acuan kita, masih belum secara tegas dan rinci menyajikan materi nilai-nilai
keagamaan. Garis-garis Besar Program Kegiatan Belajar Taman Kanak-kanak tahun
1994 hanya memberikan pedoman umum tentang penyelenggaraan
pengembangan/pembelajaran kepribadian secara implisit, tanpa memberikan rincian
materi dan target yang jelas. Akhirnya puncak persoalan itu membuahkan adanya
ketidakseragaman dalam pencapaian target kompetensi standar nilainilai agama di
Taman Kanak-kanak, penyajian materi pengembangan nila-nilai agama yang kurang
tepat sasaran, penerapan metode yang tidak sesuai dengan perkembangan anak, dan
mengakibatkan munculnya sikap anak yang seolah-olah kurang peduli dan tidak
antusias dalam mengikuti program pengembangan tersebut karena terkesan
terpaksa.
B. Pentingnya
kebutuhan pelaksanaan inovasi untuk pengembangan nilai-nilai agama di TK
Menurut arti kamus (John M. Echols : 1995) ‘Inovasi’ memiliki makna
pembaharuan, perubahan (secara) baru. Jadi bila dihubungkan dengan masalah
kurikulum, maka perlu adanya perubahan dan pembaharuan dalam penyusunan
kurikulum. Sedangkan menurut M. Ansyar et. Al. (1993), inovasi adalah gagasan,
perbuatan atau sesuatu yang baru dalam konteks social tertentu dan pada suatu jangka
waktu tertentu, untuk menjawab masalah yang dihadapi.
Adapun yang melatarbelakangi esensi inovasi dalam bidang pengmbangan
pembelajaran adalah munculnya berbagai kendala dan kelemahan, serta
kekuranglengkapan yang ada di lingkungan penyelenggaraan pendidikan itu
sendiri. Oleh karena itu, pihak praktisi pendidikan perlu melakukan inovasi.
Itu berarti bahwa disain kurikulum dan pengembangan perlu diperbaharui untuk
menjangkau kualitas lulusan yang diharapkan.
C. Hakikat inovasi yang harus
dilakukan untuk pengembangan nilai-nilai moral dan agama pada Anak TK
Conny R. Semiawan (1995), memberi alternative inovasi dalam rangka
meningkatkan efektivitas kegiatan belajar mengajar bagi peserta didik, antara
lain :
- perlu adanya kurikulum terpadu (integrated curriculum)
- perlu adanya pendekatan pembelajaran terpadu (integrated learnig)
- perlu adanya hari terpadu (integrated day)
1. Kurikulum Terpadu (Integrated
Curriculum)
Dari segi konsep, Garis-garis Besar Program Kegiatan Belajar Taman
Kanak-kanak tahun 1994telah memenuhi kebutuhan anak dalam belajar sambil
bermain di Taman Kanakkanak. Namun, untuk materi pengembangan nilai-nilai
agama, hingga saat ini masih belum mencantum secara rinci dan pasti. Dalam
pandangan kurikulum seyogianya hal tersebut harus ada dan merupakan satu
kesatuan yang utuh dan menyeluruh, serta antara satu tema atau kemampuan, dapat
dihubungkan dengan teman atau kemampuan yang lainnya.
2. Pendekatan Pembelajaran
Terpadu (Integrated Learning)
Pendekatan pembelajaran
terpadu merupakan suatu pendekatan yang dapat diterapkan pada saat penyampaian
materi pelajaran kepada anak. Pendekatan ini menghendaki adanya kreativitas
guru untuk menghubungkan satu tema yang sedang dipelajari dengan tema yang
lain. Sehingga tanpa disadari anak akan mendapatkan pengetahuan yang lebih
luas.
3. Hari Terpadu
(Integrated Day)
Dari kenyataan yang terjadi di lapangan apa yang telah kita lakukan ketika
membuat satuan kegiatan harian, pada prinsipnya telah menggambarkan adanya
suatu program kegiatan belajar mengajar di Taman Kanak-kanak yang mengarah pada
hari terpadu. Jadi, ketika kita merancang satuan kegiatan harian tersebut,
materi nilai-nilai agama harus senantiasa mewarnai di setiap kegiatan yang guru
dan anak akan lakukan.
D. Rencana pembelajaran yang mencerminkan inovasi
dalam pengembangan nilai moral dan agama
The Liang Gie (1972) mengartikan perencanaan sebagai suatu aktivitas yang
menggambarkan (dimuka) hal-hal yang harus dikerjakan dan cara mengerjakannya
untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Tujuan dari penyusunan perencanaan pengembangan pembelajaran meliputi :
Guru dapat melakukan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan
system.
Guru dapat menjajagi dan mengontrol seluruh proses belajar yang akan
berlangsung/terjadi. Guru dapat meningkatkan kadar kreativitas anak.
Guru dapat menggunakan media pembelajaran secara integral. Guru dapat
menghindarkan diri dari lupa dan kebimbangan selama kegiatan belajar-mengajar
berlangsung. Anak didik dapat dipersiapkan terlebih dahulu untuk menerima dan
mengkaji suatu bahan/materi pembelajaran.
Ø Proses kegiatan
belajar mengajar akan lebih lancar.
Perencanaan pengembangan nilai-nilai agama pada anak taman kanak-kanak dapat
disisipkan melalui pembuatan SKM Merupakan kajian analisis isi Garis-garis
Besar Program Kegiatan Belajar yang diterjemahkan dalam bentuk format
pengelompokan kemampuan dasar yang dihubungkan dengan tema-tema yang harus
diajarkan kepada anak didik. Langkah-langkah pembuatan SKM: Hitunglah tanda
ceklist yang ada pada setiap kemampuan yang ingin dicapai dari tema yang akan
dibicarakan untuk pengembangan Kemampuan Dasar Anak, bahasa, daya pikir,
keterampilan, dan jasmani. Membagi kemampuan yang diharapkan tersebut sesuai
dengan jumlah pecan yang ada dari setiap tema yang dipilih Mendistribusikan
kemampuan yang harus dikuasai anak dalam satu pekan untuk setiap sub tema,
dengan memperhatikan kemampuan dan minat anak, serta bobot masing-masing
kemampuan. Menuliskan nomor kode masing-masing kemampuan yang ada dalam GBPKB
yang hendak dicapai setiap pecan untuk hari pertama dan seterusnya. Memilih dan
menentukan kegiatan berdasarkan kemampuan yang ingin dicapai dan
mengintegrasikan dengan materi nilai-nilai ajaran agama.
Menuliskan seluruh sub tema yang dibicarakan secara ringkas. SKH Adalah
rancangan kegiatan untuk satu hari yang merupakan penjabaran dari SKM yang
harus diuraikan lebih lanjut oleh guru dan mengandung unsure kegiatan, waktu,
kemampuan, media, metode, dan penilaian. Dilakukan melalui pembahasan tema yang
diambil mulai dari lingkungan yang terdekat dengan anak sampai yang terjauh.
Terdiri dari; Kegiatan Pembukaan.
Merupakan kegiatan untuk pemanasan dan bersifat klasikal. Kegiatan Inti
Merupakan pusat dari keaktifan dan kreatifitas anak waktu pengembangan, dan
kemampuan social emosional anak.
Kegiatan
Istirahat/Makan. Kegiatan Penutup..
Kegiatan
Istirahat/Makan.
Ø Pendekatan
inovatif dalam pembelajaran moral, agama
Pengembangan nilai-nilai agama di Taman Kanak-kanak berkaitan erat dengan
pembentukan perilaku manusia, sikap, dan keyakinan. Oleh sebab itu, diperlukan
berbagai inovasi pengembangan yang komprehensif sesuai dengan perkembangan dan
kemampuan anak didik. Adapun yang melatar belakangi esensi inovasi dalam bidang
pengembangan pembelajaran adalah munculnya berbagai kendala dan kelemahan serta
kekuranglengkapan yang ada di lingkungan penyelenggara pendidikan di Taman
Kanak-kanak.
Untuk melaksanakan program pembelajaran nilai-nilai agama tersebut guru
harus mempelajari berbagai pendekatan yang sesuai dengan tingkat perkembangan
dan kebutuhan anak didik, menyiapkan kurikulum yang komprehensif, dan adanya
kesinambungan antar satu program pengembangan dengan program lainnya.
Alternatif inovasi dalam rangka meningkatkan efektifitas kegiatan belajar
mengajar bagi peserta didik adalah perlu adanya kurikulum terpadu (integrated
curriculum), pendekatan pembelajaran terpadu (integrated learning), dan hari
terpadu (integrated day).
Prinsip-prinsip Inovasi
untuk Pengembangan Nilai-nilai Agama Anak Taman Kanak-kanak
Beberapa inovasi pendekatan pembelajaran termasuk dalam mengembangkan
nilai-nilai agama bagi anak Taman Kanak-kanak antara lain: pengalaman belajar,
belajar aktif, dan belajar proses.
Upaya yang dapat dilakukan oleh orang tua dan guru dalam rangka
mengembangkan cinta belajar pada diri anak adalah sebagai berikut:
6.
belajar moral di usia dini.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan inovasi pendekatan dan
pengembangan nilai-nilai agama pada anak Taman Kanak-kanak adalah sebagai
berikut:
8.
pembelajaran yang berorientasi pada
prinsip-prinsip perkembangan anak
Ø instrument penilaian untuk pengembangan nilai
keagamaan anak usia dini
Penilaian bertujuan untuk mengetahui
ketercapaian kemampuan yang telah ditetapkan dalam Garis-garis Besar Program
Kegiatan Belajar Taman Kanak-kanak. Penilaian hasil belajar anak didik
dilakukan oleh pendidik untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil
belajar anak didik secara berkesinambungan.
Prinsip-prinsip penilaian adalah
menyeluruh, berkesinambungan, berorientasi pada proses dan tujuan, objektif,
mendidik, kebermaknaan, dan kesesuaian.
Dalam proses kegiatan belajar, guru perlu melakukan penilaian atau evaluasi. Penilaian perlu dilaksanakan agar guru Taman Kanak-kanak mendapat umpan balik tentang kualitas keberhasilan dalam kegiatan anak yang diarahkan untuk pengembangan perilaku dan moralitas secara keseluruhan.
Dalam proses kegiatan belajar, guru perlu melakukan penilaian atau evaluasi. Penilaian perlu dilaksanakan agar guru Taman Kanak-kanak mendapat umpan balik tentang kualitas keberhasilan dalam kegiatan anak yang diarahkan untuk pengembangan perilaku dan moralitas secara keseluruhan.
Berkaitan dengan tujuan pengembangan
nilai-nilai moral dan agama bagi anak di usia dini/Taman Kanak-kanak, tentu
seorang pendidik harus mampu memahami bahwa anak usia dini/Taman Kanak-kanak
sangat berbeda dalam segala hal dengan manusia dewasa pada umumnya. Perbedaan
itu selayaknya disikapi dengan rasional pada saat guru akan melakukan penilaian
dalam berbagai hal, termasuk di dalamnya menilai kondisi anak yang
sesungguhnya.
a.
Instrumen
Penilaian Dalam Pengembangan Nilai-Nilai Keagamaan Anak Taman Kanak-Kanak
Penilaian itu menekankan pada proses
pembelajaran. oleh sebab itu, data yang dikumpulkan harus diperoleh dari
kegiatan nyata yang dikerjakan anak pada saat melakukan proses pembelajaran.
Pada saat kita akan melakukan penilaian dalam berbagai hal termasuk di dalamnya
menilai perkembangan moral, kita perlu menentukan alat penilaian yang tepat
dengan kondisi anak yang sesungguhnya. Alat pendukung tersebut adalah:
a) pengamatan
(observasi) dan pencatatan anekdot
b) pemberian tugas
meliputi tes perbuatan dan pertanyaan lisan sebagai latihan mengungkapkan
gagasan dan keberanian berbicara.
c) Hasil karya
b.
PetunjukPenggunaanInstrumenPenilaianPengembanganNilai-NilaiKeagamaanAnak
Taman Kanak-Kanak
c.
Alatpenilaian
Alatpenilaian
yang digunakan untuk menilai bidang pengembangan nilai-nilai agama adalah
sebagai berikut : pengamatan (observasi), dan pencatatan anekdot, penugasan
melalui tes perbuatan, pertanyaan lisan dan menceritakan kembali.
Hal-hal yang dapat dicatat guru sebagai bahan penilaian adalah :
Hal-hal yang dapat dicatat guru sebagai bahan penilaian adalah :
a.
anak-anak yang belum dapat menyelesaikantugasdengancepat,
b. kebiasaan atau perilaku anak yang
belum sesuai dengan yang diharapkandan
c.
kejadian-kejadianpenting yang terjadi.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
diperlukan inovasi pengembangan yang komprehensif sesuai dengan
perkembangan dan kemampuan anak didik.
Program
kegiatan pembelajaran nilai-nilai agama yang paling tepat adalah :
- Program pembelajaran nilai-nilai agam,a melalui Kegiatan Rutin
- Program pembelajaran nilai-nilai agam,a melalui Kegiatan Terintegrasi
- Program pembelajaran nilai-nilai agam,a melalui Kegiatan Khusus
Wujud dari penerapan ketiga pertimbangan itu adalah
guru dapat menerapkan pendekatan pembelajaran nilai-nilai agama secara terpadu
dalam penyampaian materi bidang kemampuan dasar umum (bahasa, daya piker,
keterampilan, dan jasmani).
Menurut arti kamus (John M. Echols : 1995) ‘Inovasi’
memiliki makna pembaharuan, perubahan (secara) baru. Jadi bila dihubungkan
dengan masalah kurikulum, maka perlu adanya perubahan dan pembaharuan dalam
penyusunan kurikulum.
Conny R. Semiawan (1995), memberi alternative inovasi dalam rangka
meningkatkan efektivitas kegiatan belajar mengajar bagi peserta didik, antara
lain :
- perlu adanya kurikulum terpadu (integrated curriculum)
- perlu adanya pendekatan pembelajaran terpadu (integrated learnig)
- perlu adanya hari terpadu (integrated day)
The Liang Gie (1972) mengartikan perencanaan sebagai suatu aktivitas yang
menggambarkan (dimuka) hal-hal yang harus dikerjakan dan cara mengerjakannya
untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Tujuan dari penyusunan perencanaan pengembangan pembelajaran meliputi :
Guru dapat melakukan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan
system.
Guru dapat menjajagi dan mengontrol seluruh proses belajar yang akan
berlangsung/terjadi. Guru dapat meningkatkan kadar kreativitas anak.
B.
SARAN
kami menyadari bahwa dalam menyusun dan pembuatan
makalah ini jauh dari kesempurnaan,untuk itu kami mengaharapkan kritik dan
saran yang membangun demi kesempurnaan dalam penulisan di masa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA:
Purwanto
Ngalim, M.Syarif Ismed.1982.Teknik-Teknik
Evaluasi.Roda Pengetahuan Jakarta.
(Google
Book), Diakses pada: 31/10/2014
Nata
Wijaya, Hadi Soebroto. 1985. Teknik
Penilaian. Jakarta Proyek Pengadaan Buku Sekolah Pendidikan guru
(Google
Book), Diakses pada: 31/10/2014
Diakses
pada: 31/10/2014
Diakses pada: 31/10/2014
Diakses pada: 31/10/2014
http://winarsihww.blogspot.com/2012/11/pendekatan-inovatif-kajian-empirik.html




0 komentar:
Posting Komentar