TUGAS
PENGEMBANGAN KREATIVITAS ANAK USIA DINI
KURIKULUM BERDIFFERENSIASI UNTUK ANAK BERBAKAT

KELOMPOK 6
Tiara Prima Ramdini 1200840
Megi Desfita 1200801
Tria Marini 1200828
Rahmi Syah Putri 1200794
Hajar Istikomah 1200834
Ratih Hardiyanti 1200783
Mardiyah 1200781
Annisa Muharammah 1200835
Rahmadani 1200810
Regina Monalisa 1200814
Dosen
Pembimbing : Drs. Erlamsyah, M.Pd
PENDIDIKAN
GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
FAKULTAS ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
NEGERI PADANG
2014
DAFTAR
ISI
KATA PANGANTAR
Puji
syukur penulis ucapkan kehadirat ALLAH SWT yang telah memberi rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah pengembangan
kreativitas anak usia dini “Kurikulum Berdifferensiasi Untuk Anak Berbakat. Memahami Dan
Menjelaskan Kegunaan Kurikulum Berdifferensiasi Dan Memahami Perbedaannya
Dengan Kurikulum Umum”
Pada
kesempatan ini penulis juga mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan yang
telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari tingkat kesempurnaan. Baik dari
segi penulisan, struktur atau hal-hal
lain, karenanya kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaannya makalah
ini sangat penulis harapkan atas segala kekurangan penulis mohon di maafkan.
Semoga
makalah singkat ini bermanfaat bagi kita semua khususnya dan dapat menambah
pengetahuan bagi penulis itu sendiri.
Padang, 1 Desember 2013
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Anak
berbakat merupakan anak yang membutuhkan hal-hal khusus dalam mengembangkan
bakat yang dimilikinya. Hal-hal khusus yang dibutuhkan oleh anak berbakat
dimulai dari kurikulum pembelajaran anak disekolah. Kurikulum yang digunakan
untuk anak berbakat adalah kurikulum khusus seperti kurikulum differensiasi.
Kurikulum differensiasi ini di harapkan dapat mengembangkan bakat-bakat khusus
yang dimiliki oleh anak, sehingga bakat tersebut dapat dikembangkan dan disalurkan
sesuai dengan minat anak. Perbedaan bakat
yang dimiliki oleh anak menyebabkan berbeda pula perencaan pembelajaran yang
akan kita berikan kepada anak.
Dengan
kurikulum berdiferensiasi setiap anak memiliki peluang besar untuk terus
meningkatkan kemampuannya tanpa harus terikat oleh satu kurikulum umum yang
menyamaratakan kemampuan seluruh anak.
Meskipun demikian, pada dasarnya kurikulum
berdiferensiasi tetap bertitik tolak pada kurikulum umum yang menjadi dasar
bagi semua anak didik. Kurikulum berdiferensiasi juga memberikan pengalaman
belajar berupa dasar-dasar keterampilan, pengetahuan, pemahaman, serta
pembentukan sikap dan nilai yang memungkinkan anak didik berfungsi sesuai
dengan tuntutan masyarakat atau jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa
kegunaan dari kurikulum berdiferensiasi?
2. Bagaimana
peran kurikulum berdiferensiasi dalam mengembangkan bakat anak?
3. Apa
perbedaan kurikulum berdifferensiasi dengan kurikulum umum?
4. Apa
manfaat kurikulum berdiferensiasi terhadap perkembangan bakat anak?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk
mengetahui kegunaan dari kurikulum berdiferensiasi
2. Untuk
mengetahui peranan kurikulum berdiferensiasi dalam mengembangkan bakat anak.
3. Untuk
mengetahui perbedaan kurikulum berdiferensiasi dengan kurikulum umum.
4. Untuk
mengetahui manfaat dari kurikulum berdiferensiasi terhadap perkembangan bakat
anak.
BAB II
PEMBAHASAN
KURIKULUM BERDIFFERENSIASI UNTUK ANAK BERBAKAT
Memahami
Dan Menjelaskan Kegunaan Kurikulum Berdifferensiasi Dan Memahami Perbedaannya
Dengan Kurikulum Umum
A. Pengertian
kurikulum berdiferensiasi dan kurikulum umum
Kurikulum
merupakan metode menyusun kegiatan-kegiatan belajar mengajar untuk menghasilkan
perkembangan kognitif, efektif, dan psikomotorik anak. Menurut Sato (1982)
kurikulum mencakup semua pengalaman yang diperoleh di sekolah, di rumah dan dalam masyarakat,
dan yang membantunya mewujudkan potensinya. Berbeda dengan kurikulum umum yang
bertujuan untuk dapat memenuhi kebutuhan pendidikan anak-anak pada umumnya,
maka kurikulum berdiferensiasi merupakan jawaban terhadap perbedaan-perbedan
dalam minat dan kemampuan anak didik. Sehingga, dengan kurikulum
berdiferensiasi setiap anak memiliki peluang besar untuk terus meningkatkan
kemampuannya tanpa harus terikat oleh satu kurikulum umum yang menyamaratakan
kemampuan seluruh anak.
Istilah
diferensiasi dalam pengertian kurikulum menunjuk pada kurikulum yang tidak
berlaku umum, melainkan dirancang khusus untuk kebutuhan tumbuh kembang bakat
tertentu. Kurikulum berdiferensiasi (differ-rentiation instruction) adalah
kurikulum pembelajaran yang memperhatikan perbedaan-perbedaan individual anak.
Walaupun model pengajaran ini memperhatikan atau berorientasi pada
perbedaan-perbedaan individual anak, namun tidak berarti pengajaran harus
berdasarkan prinsip satu orang guru dengan satu orang murid. Berbeda dengan
kurikulum reguler yang berlaku bagi semua , kurikulum berdiferensiasi bertujuan
untuk menampung pendidikan berbagai kelompok belajar, termasuk kelompok berbakat. Melalui program khusus, berbakat akan memperoleh pengayaan dari
materi pelajaran, proses belajar dan produk belajar.
Meskipun demikian, pada dasarnya kurikulum
berdiferensiasi tetap bertitik tolak pada kurikulum umum yang menjadi dasar
bagi semua anak didik. Kurikulum berdiferensiasi juga memberikan pengalaman belajar
berupa dasar-dasar keterampilan, pengetahuan, pemahaman, serta pembentukan
sikap dan nilai yang memungkinkan anak didik berfungsi sesuai dengan tuntutan
masyarakat atau jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Berdasarkan
penjelasan di atas, Semiawan (1983) menyatakan bahwa bakat-bakat khusus baru
dapat dikembangkan atas dasar kurikulum ini. Di samping itu, untuk dapat
mewujudkan bakat yang khusus diperlukan juga pengalaman belajar yang khusus.
Sehingga, pendidik juga dapat mengetahui keberbakatan anak dan memantaunya
sesuai dengan kurikulum yang telah dideferensiasikan.
B. Hakekat pembelajaran
differensiasi
` Penanganan anak-anak
berbakat atau cerdas dengan program pengayaan dan percepatan penuh banyak
memiliki kelemahan-kelemahan yang merugikan anak itu sendiri, maka telah
dikembangkan kurikulum alternative yaitu berdiferensiasi (differentiated
instruction ). Pendekatan ini menghendaki agar kebutuhan berbakat dilayani di dalam kelas regular.
Program ini menawarkan serangkaian pilihan belajar pada berbakat dengan tujuan menggali dan
mengarahkan pengajaran pada tingkat kesiapan, minat, dan profil belajar yang
berbeda-beda.Kurikulum berdiferensiasi sangat penting ditekankan untuk anak
berbakat. Kurikulum ini memiliki tiga level kurikulum yaitu:
1.
Prescribed Curriculum and Instruction
Level
pertama, prescribed curriculum and instruction adalah kurikulum yang
dikembangkan oleh standard lokal dan tidak menyediakan kesempatan untuk
strategi belajar yang cocok untuk
berbakat.
2.
Teacher-Differentiated Curriculum
Pada
level kedua, teacher-differentiated curriculum, guru memodifikasi
kurikulum yang telah ada menjadi kurikulum yang menarik dan menantang
untuk berbakat. Disini, murid tidak
hanya dipandang sebagai seorang ‘murid’ saja, tetapi murid adalah pembelajar
aktif.
3.
Learner-Differentiated Curriculum.
Level ketiga, learner-differentiated
curriculum, adalah level tertinggi dimana murid berbakat dianggap sebagai “producers
of knowledge”, bukan hanya “consumers of knowledge”. Level ini
mendukung perkembangan self-discovery, self-esteem, kreativitas, dan
otonomi. Selain perkembangan kognitif, pada level ini jug mengembangkan faktor
sosial dan emosional murid.
Dalam
kurikulum berdiferensiasi ini, guru menggunakan beberapa kegiatan, yaitu:
a. Beragam cara agar dapat mengeksplorasi kurikulum
Dalam
kaitan dengan pem-belajaran berdiferensiasi, maka para memiliki kebebasan yang luas untuk
mengeksplor kurikulum yang dibutuhkan dan sesuai dengan perkembangan fisik dan
mentalnya. Mereka akan memilih dan memilah kurikulum (muatan lokal) yang sesuai
dengan kondisinya.
b. Beragam kegiatan
atau proses yang masuk akal sehingga
dapat mengerti dan memiliki informasi dan ide
Proses
belajar mengajar harus dapat mengembangkan cara belajar untuk mendapatkan, menge-lola, menggunakan
dan meng-komunikasikan informasi yang di-perlukan. harus terlibat secara aktif dalam proses
tersebut baik secara individual ataupun kelompok. Keaktifan itu dapat terlihat
dari (Suryosubroto, 1996:72) :
·
berbuat sesuatu untuk memahami materi pelajaran dengan penuh
keyakinan;
·
mempelajari, memahami, dan menemukan sendiri bagaimana
memperoleh situasi pengetahuan;
·
merasakan sendiri bagaimana tugas-tugas yang diberikan oleh
guru kepadanya;
·
belajar dalam kelompok;
·
mencob akan sendiri konsep-konsep tertentu;
·
mengkomunikasikan hasil pikiran, penemuan dan penghayatan
nilai-nilai secara lisan atau penampilan.
c. Beragam pilihan
dimana dapat mendemonstrasikan apa yang
telah mereka pelajari
Proses
pembelajaran berdiferensiasi harus memberikan ruang yang luas kepada anak didik
untuk mendemostrasikan apa- apa yang telah mereka pelajari. Hal ini sangat
bermanfaat untuk: Pertama, anak didik belajar menyampaikan atau
mengkomunikasikan temuan dan informasi yang dimilikinya; Kedua, anak didik belajar
mengapresiasi karya atau infomasi yang disampaikan orang lain (teman); Ketiga,
anak didik belajar untuk mendapat masukan, kritikan dan sanggahan terhadap
penemuan atau informasi yang disampikan kepada orang lain.
C. Karakteristik Umum
Kurikulum Berdiferensiasi
Pengajaran
berdiferensiasi memiliki 4 (empat) karakteristik umum, yaitu:
Ø Pengajaran
berfokus pada konsep dan prinsip pokok materi pelajaran.
Dalam
proses pembelajaran berdiferensiasi, pengajaran harus berfokus pada konsep atau
pokok materi pelajaran sehingga semua
dapat mengeksplorasi konsep-konsep pokok bahan ajar. yang agak lambat (struggling learners) bisa
memahami dan menggunakan ide- ide dari konsep-konsep yang diajarkan. Sedangkan
bagi para berbakat memperluas pemahaman
dan aplikasi konsep pokok tersebut.
Ø Evaluasi kesiapan
dan perkembangan belajar diakomodasi ke
dalam kurikulum.
Kesiapan
dan perkembangan belajar harus
dievaluasi untuk dijadikan sebagai dasar keputusan penentuan materi serta
strategi pembelajaran yang akan diterapkan. Kapasitas belajar seseorang berbeda
dengan orang lain. Oleh karena itu, tidak semua
memerlukan satu kegiatan atau bagian tertentu dari proses pembelajaran
secara sama. Guru perlu terus menerus mengevaluasi kesiapan dan minat dengan memberikan dukungan bila membutuhkan interaksi dan bimbingan tambahan,
serta memperluas eksplorasi terutama
bagi mereka yang sudah siap untuk mendapatkan pengalaman belajar yang lebih
menantang.
Ø Ada
pengelompokan secara fleksibel.
Dalam
pengajaran berdiferen-siasi, berbakat
sering belajar dengan banyak pola, seperti belajar sendiri-sendiri, belajar
berpasangan maupun belajar dalam kelompok. Oleh karena itu, pada saat-saat
tertentu dapat diberi kebebas-an untuk
memilih materi pelajaran dengan media pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan
mereka masing-masing. Strategi ini memungkinkan
untuk belajar lebih cepat bagi mereka yang mampu, sedangkan
bagi mereka yang kurang, akan belajar sesuai dengan batas kemampuannya. Contoh
untuk strategi belajar-mengajar berdasarkan kecepatan adalah pengajaran modul.
Ø Menjadi penjelajah
aktif (active explorer).
Prinsip
belajar yang relevan adalah belajar bagaimana belajar (learning how to learn ).
Artinya, dikelas target pembelajaran bukan sekadar penguasaan materi,
melainkan harus belajar juga bagaimana
belajar (secara mandiri) untuk hal-hal lain. Ini bisa terjadi apabila dalam
kegiatan pembelajaran telah di biasakan
untuk berpikir mandiri, berani berpendapat, dan berani bereksperimen, sehingga tidak merasa terkekang dan potensi kreativitasnya
dapat tumbuh dengan sempurna. Tugas guru adalah membimbing eksplorasi tersebut,
karena beragam kegiatan dapat terjadi secara simultan di dalam kelas, guru akan
berperan sebagai pembimbing dan fasilitator, dan bukannya sebagai dispenser
informasi.
- Prinsip –prinsip pengajaran berdifferensiasi
- Prinsip Individualitas
Perbedaan
individual merupakan salah satu masalah utama dalam proses belajar-mengajar.
Ketidakmampuan guru melihat perbedaan-perbedaan individual anak dalam kelas
yang dihadapi akan menyebabkan kegagalan dalam memelihara dan membina interaksi
edukatif secara efektif.
Pengajaran
individual bukanlah semata-mata pengajaran yang hanya ditujukan kepada seorang
raja, melainkan dapat saja ditujukan kepada sekelompok atau kelas, namun dengan mengakui dan
melayani perbedaan-perbedaan sehingga
pengajaran itu memungkinkan berkembangnya potensi masing-masing secara optimal.
- Prinsip Belajar Tuntas
Belajar
tuntas (mastery learning) adalah suatu proses pembelajaran yang mengakui bahwa
semua anak memiliki kemampuan yang sama dan bisa belajar apa saja, hanya waktu
yang diperlukan untuk mencapai kemampuan tertentu berbeda. tidak diperkenankan mengerjakan pekerjaan
berikutnya, sebelum mampu menyelesaikan pekerjaan dengan prosedur yang benar,
dan hasil yang baik.
- Prinsip Motivasi
Motif
adalah daya dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan sesuatu.
Sedangkan motivasi adalah suatu proses untuk menggiatkan motif-motif menjadi
perbuatan atau tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan. Guru
memiliki peran yang besar untuk menumbuhkan motivasi eksternal, diantaranya:
Pertama, menggunakan cara atau metode dan media mengajar yang bervariasi; Kedua
, memilih bahan yang menarik minat dan dibutuhkan ; Ketiga, memberikan sasaran
antara; Keempat , memberikan kesempatan sukses; Kelima, menciptakan suasana
belajar yang menyenangkan; dan Keenam, menciptakan persaingan yang sehat.
- Prinsip Latar/Konteks
Latar
atau konteks mengandung arti bahwa pembelajaran harus dikaitkan dengan situasi
dunia nyata , sehingga mendorong membuat
hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam
kehidupan mereka sebagai individu maupun anggota keluarga, masyarakat, dan
bangsa. Dengan konsep ini, hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi.
- Prinsip Minat dan Kebutuhan
Minat
merupakan suatu sifat yang relatif menetap pada diri seseorang, sedangkan
kebutuhan adalah sesuatu yang dibutuhkan oleh seseorang. Oleh karena itu, minat
dan kebutuhan merupakan utama yang menentukan derajat keaktifan belajar .
Dengan demikian dalam rangka meningkatkan aktivitas dalam belajar, maka materi pembelajaran dan
cara penyampaiannya pun harus disesuaikan dengan minat dan kebutuhan tersebut.
- Prinsip Penilaian (Assessment)
Penilaian
(assessment) dibagi menjadi dua katagori yaitu: Pertama, informal assessment ,
biasanya dilakukan oleh guru melalui observasi berbagai keterampilan, dan
mempelajari laporan, maupun melalui tes yang dibuat guru untuk mengetahui
tingkat penguasaan pelajaran yang telah diajarkan; Kedua, formal assessment
yaitu penilaian lewat tes standar seperti tes hasil belajar, tes inteligensi,
wawancara dengan orang tua, tes bahasa, kepribadian, kreatif, kemampuan fisik,
minat dan sebagainya.
- Prinsip Terpadu
Artinya
penyelenggaraan pembelajaran anak berbakat dikembangkan dan dilaksanakan di
sekolah biasa. Anak dengan berbagai perbedaan belajar di ruang kelas yang sama.
- Strategi Pembelajaran Berdiferensiasi
Dalam
mendiferensiasikan pengajaran, guru bisa melakukan modifikasi terhadap lima
unsur kegiatan belajar, yaitu materi pelajaran, proses, produk, lingkungan dan
evaluasi.
Ø Materi pelajaran
Materi
pelajaran dapat dimodifikasi melalui berbagai kegiatan pembelajaran, yaitu:
ü Pemadatan materi
pelajaran
ü Studi
intradisipliner
Ø Kajian mendalam
ü Proses
Banyak
kegiatan yang bisa dilakukan oleh guru untuk memodifikasi proses pengajaran dan
pembelajaran, antara lain dengan:
a.
Mengembangkan kecakapan berpikir.
b.
Hubungan dalam dan lintas disiplin
c.
Studi mandiri
ü Produk
Dalam
memodifikasi produk, guru dapat mendorong
untuk mendemonstrasikan apa yang telah dipelajari atau dikerjakan ke
dalam beragam format yang mencerminkan pengetahuan maupun kemampuan untuk
memanipulasi ide. Misalnya daripada meminta
untuk menambah jumlah halaman laporan dari suatu bab, guru bisa meminta untuk mensintesis pengetahuan yang telah
diperoleh.
a. Lingkungan Belajar
Lingkungan
dan individu terjalin proses interaksi yang saling mempengaruhi satu sama
lainnya. Individu seringkali terbentuk oleh lingkungan, begitu juga sebaliknya
lingkungan dibentuk oleh individu (manusia). Pendayagunaan lingkungan sekitar
dalam proses pembelajaran dapat dilaksanakan dengan berbagai cara, yakni dengan
cara membawa lingkungan ke dalam kelas, atau membawa ke masyarakat.
b. Evaluasi
Memodifikasi
evaluasi berarti menentukan suatu metode untuk mendokumentasikan penguasaan
materi pelajaran pada siswa berbakat. Guru harus memastikan bahwa berbakat memiliki kesempatan untuk
mendemonstrasikan penguasaan materi pelajaran sebelumnya ketika akan
mengajarkan pokok bahasan, topik atau unit baru mata pelajaran.
9. Cara pengembangan
kurikulum berdiferensiasi
Menurut Kaplan
(1977), perkembangan kurikulum dewasa ini menekankan penggunaan kurikulum
secara fleksibel sesuai dengan kebutuhan guru dan yang memungkinkan keragaman cara untuk mencapai
sasaran belajar. Bahkan dalam kurikulum semacam ini tidak tertutup kemungkinan
bahwa pada saat-saat tertentu merumuskan
sendiri sasaran-sasaran belajarnya. Suatu kurikulum dapat berdiferensiasi
melalui materi (konten atau muatan), proses, dan produk belajar yang lebih maju
dan majemuk, serta dapat dirancang dengan cara sebagai berikut.
a. Kurikulum
berdiriferensiasi menyesuaikan dengan kurikulum umum
Ø
Menambah hal-hal baru yang
menarik dan menantang bagi anak berbakat. Misalnya dengan menambahkan
muatan tugas yang dianggap menantang kemampuan yang dimiliki anak berbakat.
Ø
Mengubah bagian-bagian tertentu
yang kurang sesuai.
Karena anak berbakat memiliki kemampuan memahami pelajaran dan pengetahuan yang
melampaui anak pada umumnya, biasanya pemberian materi kepada anak berbakt
lebih menyesuaika kemampuan anak. Sehingga, anada beberapa bagian yang diterima
anak umum di kelas tetapi tidak diterima oleh anak berbakat.
Ø
Mengurangi kegiatan-kegiatan yang
terlalu rutin.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, anak berbakat memiliki tingkat
kemampuan memahami pelajaran yang lebih tinggi dibandingkan anak umum, jadi
beberapa kegiatan atau pelajaran yang dapat dikerjakan sendiri dan tanpa
bantuan berarti dari pendidik sebaiknya dikurangi.
Ø
Meluaskan dan mendalami materi. Karena sifat yang cenderung
kurang puas dan mendetail, pemberian materi pembelajaran kepada anak berbakat
sebaiknya lebih diluaskan dan mendalam
b. Kurikulum Berdiferensiasi dengan Menggunakan Kurikulum yang Baru atau
Khusus
Cara
kedua ini adalah dengan menggunakan kurikulum yang benar-benar berbeda dengan
anak umum dan disesuaikan dengan keberbakatan anak.
Untuk
menyusun sebuah kurikulum, pendidik harus mengetahui beberapa asas kurikulum
sebagai berikut:
- Berkaitan dengan mata pelajaran. Yaitu, kegiatan bekajar dikaitkan dengan mata pelajaran atau materi tertentu. Contohnya, ketika anak belajar bagian-bagian serangga, anak dapat mencari sendiri serangga-serangga yang akan dipelajarinya di lingkungan sekolah.
- Berorientasi dengan proses. Maksudnya, kegiatan belajar mengajar menekankan perkembangan keterampilan dan proses berpikir daripada hanya materi. Contohnya, ketika anak sudah mengenal bagian-bagian serangga, anak dapat menganalogikan bagian-bagian tersebut dengan bagian-bagian kendaraan.
- Berpusat pada kegiatan aktif. Yaitu kegiatan belajar sepenuhnya mengikutsertakan anak secara aktif. Sehingga, dapat menghidupkan suasana keilmuan yang penuh akan diskusi dan saling bertukar pikiran.
- Penerapan tugas berakhir terbuka.Dengan asas ini tidak ada istilah “benar” dan “salah” dalam hasil tugas , tetapi seluruhnya berdasarkan pengalaman setiap anak.
- Memungkinkan anak memilih. Asas ini memberikan peluang kepada setiap anak sesuai dengan kebutuhan, minat, dan kemampuan masing-masing. Sehingga, sekolah seharusnya menyediakan sarana atas minat dan bakat anak.
c. Perbedaan
penerapan kurikulum differensiasi dengan kurikulum umum
v Konten. Muatan atau
materi yang diberikan kepada anak berbekat berbeda-beda sesuai
dengan minat dan
kemampuan anak.
v Proses. Proses belajar
anak berbakat, entah itu waktu maupun caranya, dibedakan dengan anak umumnya
sesuai dengan tingkat kemampuan anak.
v Produk. Dalam hal
penugasan, anak berbakat diberikan beban produk yang lebuh rumit dan kompleks
daripada anak umum. Produk belajar itu sendiri dapat berupa lisan, tulisan,
ataupun benda
Kurikulum berdiferensiasi merupakan kurikulum
khusus yang berperan dalam mengembangkan
semua bakat anak, sedangkan kurikulum umum merupakan kurikulum yang
mengembangkan semua aspek perkembangan anak dengan berprinsip bahwa kemampuan
anak itu sama rata tanpa memperhatikan bakat-bakat istimewa yang dimiliki oleh
anak. Kurikulum berdiferensiasi sangat bagus dalam mengembangkan bakat –bakat
yang dimiliki oleh anak. Guru memiliki strategi khusus dalam menggunakan
kurikulum berdiferensiasi agar bakat yang dimiliki oleh anak bisa dikembangkan
secara optim al.
Dalam pengembangan kurikulum berdiferensiasi
seorang guru harus memahamai azas-azas dalam pengembangan kurikulum tersebut
agar penggunaannya tidak rancu. Meskipun kurikulum berdiferensiasi berbeda
dengan kurikulum umum namun kurikulum berdiferensiasi menyesuaikan dengan
kurikulum umum.
Bakat –bakat istimewa yang dimiliki oleh anak harus
mnedapatkan perhatian khusus dari lingkungan terutama keluarga dan sekolah.
Dimana para guru memiliki peran yang ssangat penting dalam pengembangan
kurikulum agar bakat anak bisa
dikembangkan secara optimal.



